Makalah Unindra : MANUSIA DAN PERADABAN




MAKALAH
MANUSIA DAN PERADABAN
( Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah ISBD)









Disusun Oleh :
Kelompok 8
Rahma Valentina                    201343500035
Andharu Wahyu Jati               201343500055
Nurohman                               201343500091
Irfan Baihaqi                          201343501326
Resti Herisa                             201543500599





PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN MIPA
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini sebagai tugas mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.
Kami telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin. Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Harapan kami, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik lagi dari sebelumnya.
Tak lupa ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Dosen  atas bimbingan, dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada kami. Sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan insyaAllah sesuai yang kami harapkan. Dan kami ucapkan terimakasih pula kepada rekan-rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini.
Pada dasarnya makalah yang kami sajikan ini khusus mengupas tentang Manusia dan Peradaban ( mulai dari pengertian, wujud dan perkembangan peradaban, peradaban dan perubahan sosial dll). Untuk lebih jelas simak pembahasannya dalam makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan sumbang pemikiran sekaligus pengetahuan bagi kita semuanya. Amin.

Jakarta 02 Oktober 2015


Kelompok 8


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB  I      PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
B.      Rumusan Masalah

BAB  II     PEMBAHASAN MASALAH
1.      Evolusi budaya dan wujud peradapan dalam kehidupan sosial budaya
a.       Budaya
b.      Hakikat peradapan
c.       Evolusi budaya
d.      Manusia Sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab

2.      Dinamika peradapan global
3.      Pengaruh Globalisasi
a.       Efek Globalisasi bagi Indonesia
b.      Sikap Terhadap Globalisasi

BAB  III    PENUTUP
                  Kesimpulan


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang mempunyai akal, jasmani dan rohani. Melalui akalnya manusia dituntut untuk berfikir menggunakan akalnya untuk menciptakan sesuatu yang berguna dan bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Melalui jasmaninya manusia dituntut untuk menggunakan fisik / jasmaninya melakukan sesuatu yang sesuai dengan fungsinya dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dan melalui rohaninya manusia dituntut untuk senantiasa dapat mengolah rohaninya yaitu dengan cara beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
Antara manusia dan peradaban mempunyai hubungan yang sangat erat karena diantara keduanya saling mendukung untuk menciptakan suatu kehidupan yang sesuai kodratnya. Suatu peradaban timbul karena ada yang menciptakannya yaitu diantaranya ada faktor manusianya yang melaksanakan peradaban tersebut. 
Suatu peradaban mempunyai wujud, tahapan  dan dapat berevolusi / berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Dari peradaban pula dapat mengakibatkan suatu perubahan pada kehidupan sosial. Perubahan ini dapat diakibatkan karena pengaruh modernisasi yang terjadi di masyarakat.
 Masyarakat yang beradab dapat diartikan sebagai masyarakat yang mempunyai sopan santun dan kebaikan budi pekerti. Ketenangan, kenyamanan, ketentraman, dan kedamaian sebagai makna hakiki manusia beradab dan dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
Perkembangan dunia IPTEK yang demikian mengagumkan itu memang telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis, Demikian juga ditemukannya formulasi-formulasi baru kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas manusia.

B.     Rumusan Masalah
      Berpijak dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah :  Hakekat  Manusia dan  Peradaban yang meliputi makna manusia dan makna ada dan peradaban, Kemudian Wujud dan Perkembangan Peradaban yang meliputi wujud peradaban dan evolusi budaya dan tahapan peradaban, Kemudian Peradaban dan Perubahan Sosial yang meliputi tradisi, modernisasi dan masyarakat madani. Kemudian Masyarakat Yang Beradab, Lalu Problematika Peradaban Dalam Kehidupan Masyarakat yang meliputi kemajuan IPTEK bagi peradaban manusia dan dampak globalisasi bagi peradaban manusia.












BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
Hakikat Budaya dan Peradaban

A.    Evolusi budaya dan wujud peradapan dalam kehidupan sosial budaya
1.      Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaianbangunan, dan karya seniBahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

2.      Hakikat Peradaban
Peradaban berasal dari kata adab (Civilization) yang artinya sopan, budi pekerti, luhur, peradaban sangat erat hubungannya dengan kebudayaan. Kebudayaan pada hakikatnya merupakan hasil cipta, ras, dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Berikut ini definisi peradapan Huntington (2001). Yaitu menyebutkan peradaban (Civilization) tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya. Dalam artian yang sama, peradaban dapat berarti “perbaikan pemikiran, tata krama, atau rasa”. Dalam sebuah peradapan pasti tidak akan dilepaskan dari tiga faktor yang menjadi tonggak berdirinya sebuah peradapan. Ketiga faktor tersebut adalah sistem pemerintahan, sistem ekonomi, dan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
KOETJARANINGGRAT(1990) juga memberi penjelasannya sebagai berikut disamping istilah kebudayaan ada pula istilah peradapan. Civilization yang biasanya dipakai untuk menyebutkan bagian atau unsur dari kebudayaan yang harus maju dan indah, misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat, sopan santun, pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan dan sebagainya. Selain dari kemajuan teknologi yang dimiliki sebuah bangsa, peradaban ditentukan pula oleh tingkat pendidikan. Salah satu ciri yang penting dalam definisi peradaban adalah berbudaya, yang dalam bahasa Inggris disebut cultured. Orang yang cultured adalah juga yang lettered, artinya melek huruf. Namun, pengertian lettered dalam hal ini tidak sekadar bisa membaca dan menulis hal yang sederhana. Orang yang sekadar bisa membaca karangan yang sederhana dan memahami kesenian yang tidak kompleks dianggap unlettered. Akibatnya, pembaca sastra dan peminat seni picisan dianggap uncultured. Orang yang cultured adalah yang mampu menghayati dan memahami hasil kebudayaan adiluhung, yang hanya bisa didapatkan dengan pendidikan yang tarafnya tinggi. Bangsa yang beradab adalah bangsa yang terdidik. Akan tetapi, bangsa yang berbudaya belum tentu memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.

3.      Evolusi Budaya
Berbicara tentang evolusi manusia, kita tidak cukup berbicara mengenai evolusi biologis saja. Manusia bukan hanya makhluk biologis, tetapi juga sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia mengalami evolusi lain, yaitu evolusi kultur atau budaya. Manusia mempunyai tata cara hidup, kebiasaan dan norma dan aspek-aspek kultural lainnya yang senantiasa berubah dan menjadi kompleks dari waktu ke waktu. Suatu bentuk evolusi lain yang menjadikannya sebagai makhluk hidup yang paling dominan dan adaptif terhadap lingkungannya saat ini.
Evolusi adalah perubahan bentuk secara perlahan-lahan; perubahan yang terjadi secara bertahap; perubahan yang lambat, pelan, dan bertahap. Evolusi budaya merupakan suatu proses evolusi yang terjadi hingga saat ini. Kita bisa mengamati bagaimana fakta akan evolusi tersebut dalam banyak hal, seperti dalam bahasa, gaya hidup hingga ke dinamika dalam sistem ekonomi. Pertanyaannya apakah prinsip-prinsip dalam evolusi hayati juga berlaku dalam evolusi kultur atau sosial? Untuk menjawab itu, seorang biolog Robert Boyd (2005), mengajukan beberapa proposisi terkait dengan evolusi budaya diantaranya:
a)      Budaya merupakan informasi yang didapatkan oleh suatu individu dari orang lain melalui pengajaran, imitasi atau bentuk pembelajaran sosial lainnya.
b)      Perubahan budaya haruslah dimodelkan sebagai suatu proses Evolusi Darwinian.
c)      Budaya merupakan sebahagian dari evolusi biologis.
d)      Evolusi budaya membuat evolusi manusia menjadi berbeda dengan evolusi makhluk hidup lainnya.
e)      Gen dan budaya berevolusi.

4.      Manusia Sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab
Beradab  artinya sopan. Manusia sebagai makhluk beradab artinya pribadi manusia itu memiliki potensi untuk berlaku sopan, berakhlak, dan berbudi pekerti yang luhur. Sopan, berakhlak, berbudi pekerti yang luhur menunjuk pada perilaku manusia. Orang yang beradab adalah orang yang berkesopanan, berakhlak, dan berbudi pekerti luhur dalam perilaku, termasuk pula dalam gagasan-gagasannya. Manusia yang beradab adalah manusia yang bisa menyelaraskan antara cipta, rasa, dan karsa. Kaelan (2002) menyatakan manusia yang beradab adalah manusia yang mampu melaksanakan hakikatnya sebagai manusia (monopluralis secara optimal). Kebalikannya adalah manusia yang biadab atau dikenal dengan istilah barbar. Secara sempit, orang yang biadab diartikan sebagai orang yang perilakunya tidak sopan, tidak berakhlak, dan tidak memiliki budi pekerti yang mulia. Orang yang biadab juga tidak mampu menyeimbangkan antara cipta, rasa, dan karsanya sebagai manusia. Misalnya, kemampuan cipta manusia dalam membuat senjata digunakan untuk saling membunuh antarsesama.
a.       Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk yang beradab sebab dianugerahi harkat, martabat, serta potensi kemanusiaan yang tinggi. Namun, dalam perkembangannya manusia bisa jatuh dalam perilaku kebiadaban karena tidak mampu menyeimbangkan atau mengendalikan cipta, rasa, dan karsa yang dimilikinya. Manusia tersebut telah melanggar hakikat kemanusiaannya sendiri. Manusia sebagai makhluk sosial membentuk persekutuan-persekutuan hidup, yaitu masyarakat. Manusia beradab pastilah berkeinginan membentuk masyarakat yang beradab. Terbentuklah masyarakat beradab atau berkeadaban.
b.      Masyarakat adab pada dasarnya merupakan keinginan yang tulus dari manusia sebagai makhluk yang beradab. Namun, sebagaimana halnya dengan individu, masyarakat dalam suatu kurun waktu tertentu bisa saling bertengkar, saling bertikai, bahkan saling membunuh antarkelompok masyarakat. Bukti bahwa perang yang sampai saat ini banyak terjadi di berbagai belahan dunia, menunjukkan bahwa cita-cita masyarakat adab harus senantiasa diperjuangkan, dipertahankan, dan dipelihara dengan sebaik-baiknya.
c.       Peradaban tidak hanya menunjuk pada hasil-hasil kebudayaan manusia yang sifatnya fisik, seperti barang, bangunan, dan benda-benda. Peradaban tidak hanya menunjuk pada wujud benda hasil budaya, tetapi juga wujud gagasan dan perilaku manusia. Kebudayaan merupakan keseluruhan dari hasil budidaya manusia, baik cipta, karsa dan rasa




5.      Evolusi Budaya dan Wujud Peradaban Dalam Kehidupan Sosial Budaya 
Evolusi kebudayaan ini berlangsung sesuai dengan perkembangan budi daya atau akal pikiran manusia dalam menghadapi tantangan hidup dari waktu ke waktu. Proses evolusi untuk tiap kelompok masyarakat di berbagai tempat berbeda-beda, bergantung pada tantangan, lingkungan, dan kemampuan intelektual manusianya untuk mengantisipasi tantangan tadi.
Proses evolusi budaya dan wujud peradabaan dalam kehidupan sosial budaya  diantaranya: Proses evolusi sosial budaya yang dapat di pandang dalam dinamika kehidupan sehari-hari, dalam tiap masyarakat di Dunia. Proses-proses ini disebut proses berulang atau Recurrent Processes.
Proses evolusi sosial budaya yangt dipandang seolah-olah dari jauh hanya akan menampakkan kepada peneliti perubahan-perubahan besar yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang. Proses ini di sebut proses-proses menentukan arah atau Directional Processes.

Masa dalam kehidupan manusia dapat kita bagi dua, yaitu masa prasejarah (masa sebelum manusia mengenal tulisan sampai manusia mengenal tulisan) dan masa sejarah (masa manusia telah mengenal tulisan). Data-data tentang masa prasejarah diambil dari sisa-sisa dan bukti-bukti yang digali dan diinterpretasi. Masa sejarah bermuda ketika adanya catatan tertulis untuk dijadikan bahan rujukan. Penciptaan tulisan ini merupakan satu penemuan revolusioner yang genius. Bermula dari penciptaan properti dan lukisan objek, seperti kambing, lembu, wadah, ukuran barang, dan sebagainya; diikuti dengan indikasi angka; kemudian diikuti simbol yang mengindikasikan transaksi, nama, dan alamat yang bersangkutan; selanjutnya simbol untuk fenomena harian, hubungan antara mereka, dan akhirnya intisari, seperti warna, bentuk, dan konsep.  Ada dua produk revolusioner hasil dari akal manusia dalam zaman prasejarah, yaitu:
a.       Penemuan roda untuk transportasi, pada mulanya roda digunakan hanya untuk mengangkat barang berat di atas sebuah pohon. Kemudian, roda disambung dengan kereta, lalu berkembang menjadi mobil seperti saat ini.
b.      Bahasa adalah suara yang diterima sebagai cara untuk menyampaikan pikiran seseorang kepada orang lain. Ketika tanda-tanda diterima sebagai representasi dan bunyi-bunyi arbitrer yang mewakili ide-ide, masa prasejarah pun beralih ke masa sejarah tertulis. Mengenai masa prasejarah ini, ada dua pendekatan untuk membagi zaman prasejarah, yaitu: Pendekatan berdasarkan hasil teknologi, terdiri dari zaman batu tua (paleolitikum), zaman batu tengah/madya (Mesolitikum), dan zaman batu baru (Neolitikum) 
Pendekatan berdasarkan model social ekonomi atau mata pencaharian hidup yang terdiri atas:
1.      Masa berburu dan mengumpulkan makanan, meliputi masa berburu sederhana (tradisi Paleolit) dan masa berburu tingkat lanjut (tradisi Epipaleolitik).
2.      Masa bercocok tanam, meliputi tradisi Neolitik dan Megalitik.
3.      Masa kemahiran teknik atau perundagian, melliputi tradisi semituang besi.Manusia berkembang dari homo menjadi human karena kebudayaan dan peradaban yang diciptakannya. 
Sedangkan untuk sejarah kebudayaan di Indonesia, R. Soekmono (1973), dibagi menjadi empat masa, yaitu:
a.       Zaman prasejarah, yaitu sejak permulaan adanya manusia dan kebudayaan sampai kira-kira abad ke-5 masehi.
b.      Zaman purba, yaitu sejak datangnya pengaruh India pada abad pertama Masehi sampai dengan runtuhnya Majapahit sekitar tahun 1500 Masehi.
c.       Zaman madya, yaitu sejak datangnya pengaruh Islam menjelang akhir kerajaan Majapahit sampai dengann akhir abad ke-19.
d.      Zaman baru/modern, yaitu sejak masuknya anasir Barat (Eropa) dan teknik modern kira-kira tahun 1900 sampai sekarang.

Peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya. Taraf kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu tercermin pada pendukungnya yang dikatakan sebagai beradab atau mencapai peradaban yang tinggi. Jadi, evolusi kebudayaan bisa mencapai sampai pada taraf tinggi yaitu: peradaban.
Peradaban merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan bertahap dan berkesinambungan, memperlihatkan karakter yang khas pada tahap tersebut, yang dicirikan oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, meliputi tingkat ilmu pengetahuan, seni, teknologi, dan spiritualitas yang tinggi. Sebagai contoh, peradaban Mesir Kuno tercermin dari hasil budaya yang tinggi dalam sosok bangunannya (piramid, obeliks, spinx) yang terkait dengan ilmu bangunan, tulisan, serta gambar yang memperlihatkan tahap budaya. Contoh lainnya, tentang peradaban Cina Kuno, yang juga menampakkan tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi dalam hal tulisan yang menjadi ciri budaya setempat. Peradaban kuno di Indonesia menghasilkan berbagai bangunan seni yang bernilai tinggi, seperti Candi Borobudur, Prambanan, dan lain-lain.
Peradaban bangsa di Indonesia dimulai sejak masa kemahiran teknik atau zaman perundagian. Zaman perundagian terdiri dari dua masa, yaitu tradisi seni tulang perunggu dan tradisi tuang besi. Meskipun saat itu masih zaman prasejarah (masa sebelum mengenal tulisan), namun telah mengenal teknologi terbatas dan sederhana, yaitu pada upaya pemenuhan peralatan yang dibutuhkan masyarakat Indonesia dalam kehidupannya yang sudah mulai menetap. Di Indonesia, penggunaan logam sudah mulai dikenal beberapa abad sebelum masehi. Mereka menggunakan peralatan dari logam, seperti peralatan berburu, bercocok tanam, peralatan rumah tangga, dan lain-lain, tetapi tidak semua masyarakat dapat membuat peralatan itu. Membuat peralatan dari logam membutuhkan keahlian. Orang yang ahli membuat peralatan logam disebut undagi, tempat pembuatannya disebut perundagian. Beberapa contoh alat dari perunggu adalah kayak corong, nekara, bejana perunggu. Alat-alat ini ditemukan diberbagai daerah di Indonesia.
Peradaban bangsa Indonesia semakin maju dan berkembang setelah datangnya pengaruh Hindu dan Budha ke Indonesia. Pengaruh tulisan dari budaya Hindu Budha membawa dampak besar bagi peradaban Indonesia, yaitu memasuki masa sejarah (masa mengenal bahasa tulis). Salah satu hasil budaya tulis di Indonesia adalah prasasti. Huruf yang dipakai dalam prasasti yanng ditemukan Sejak tahun 400M adalah Pallawa dan bahasa Sanksekerta. Kemampuan baca tulis masyarakat Indonesia lama-kelamaan berpengaruh dalam bidang kesustraan, yaitu munculnya banyak kitab-kitab kuno ini dapat ditelusuri peradaban bangsa Indonesia terutama dalam masa kerajaan. Peradaban bangsa semakin berkembang dengan masuknya pengaruh Islam dan masuknya peradaban bangsa Barat Eropa, termasuk pengaruh agama Kristen Katolik. Dewasa ini, pengaruh peradaban global semakin kuat akibat kemajuan bidang komunikasi dan informasi. 


2. Dinamika Peradaban Global
Menurut Arnold Y.Toynbee, seorang sejarawab asal Inggris, lahirnya peradaban itu diuraikan dengan teori challenge and respons. Peradaban itu lahir sebagai respons (tanggapan) manusia yang dengan segenap daya upaya dan akalnya menghadapi dan menaklukan, dan mengolah alam sebagai tantangan (challenge) guna mencukupi kebutuhan dan melestarikan kelangsungan hidup. Alam menawarkan sejumlah tantangan dan kemungkinan-kemungkinan. Ada alam yang tandus atau subur, di pegunungan atau pantai, daerah yang rawan gempa atau yang tanahnya stabil, dan seterusnya. Jika tantangan alam itu berat maka manusia pun akan gigih dan berusaha keras dalam menangggapi alam tersebut, begitu pun sebaliknya.
Contoh bangsa Jepang yang terkenal ulet, gigih, dan bekerja keras karena alamnya yang cukup berat untuk ditaklukkan. Keadaan alam Jepang bergunung-gunung, sering terjadi gempa, dan lahan. Setiap kali timbul kebutuhan akan sesuatu, manusia akan berusaha menemukan jalan untuk memperolehnya. Seluruh perangkat ide, metode, teknik, dan benda material yang digunakan dalam suatu jangka waktu tertentu dalam suatu tempat tertentu maupun kegiatan untuk merombak perangkat tersebut demi memenuhi kebutuhan hidup manusia disebut teknologi. Teknologi lahir dan dikembangkan oleh manusia, dan ilmu untuk menguasai dan memanfaatkan lingkungan sehingga kebutuhannya dapat terpenuhi. Penerapan teknologi itu bertujuan untuk memudahkan kerja manusia, agar meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Alvin Toffler menganalisis gejala-gejala perubahan dan pembaharuan peradaban masyarakat akibat majunya ilmu dan teknologi. Dalam bukunya The Third Wave (1981), ia menyatakan bahwa gelombang perubahan peradaban umat manusia sampai saat ini telah mengalami tiga gelombang, yaitu:
  1. Gelombang I, peradaban teknologi pertanian, dalam gelombang ini manusia menemukan dan menerapkan teknologi pertanian, berlangsung mulai 800 SM–1500 M.
  2. Gelombang II, peradaban teknologi industri, masa ini dimulai dengan penemuan mesin uap, berlangsung mulai 1500 M-1970 M.
  3. Gelombang III, peradaban informasi, ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dalam berbagai bidang, berlangsung mulai 1970 M-sekarang.
Setiap gelombang peradaban tersebut dikuasai oleh tingkat teknologi yang digunakan. Gelombang pertama (the first wave) dikenal dengan revolusi hijau. Dalam gelombang pertama ini manusia menemukan dan menerapkan teknologi pertanian. Pertanian terbatas pada pengelolaan lahan-lahan pertanian untuk mencukupi kebutuhan manusia. Pada awalnya, manusia berpindah-pindah dalam memanfaatkan lahan untuk mendapatkan hasil pertanian melalui teknologi pengumpulan hasil hutan. Selanjutnya, mereka berpindah ke penerapan teknologi pertanian, di mana manusia cenderung bertempat tinggal di suatu tempat yang kemudian menumbuhkan desa.
Gelombang kedua adalah adanya revolusi industri terutama di negara-negara Barat yang dimulai dengan revolusi industri di Inggris. Masa gelombang kedua adalah masa revolusi industri, yaitu kira-kira tahun 1500-1970. Masa ini dimulai dengan penemuan mesin uap pada tahun 1712. Pada masa itu ditemukan mesin elektro mekanis raksasa, mesin-mesin bergerak cepat, dan ban jalan. Mesin-mesin tersebut tidak hanya menggantikan otot-otot manusia, tetapi peradaban industri juga memberi mesin-mesin tersebut alat-alat panca indra sehingga mesin-mesin dapat mendengar dan melihat lebih tajam daripada indra manusia, dan dapat menghasilkan/melahirkan bermacam-macam mesin baru, yang akhirnya dikoordinir dengan rapi menjadi pabrik. Penggunaan mesin industri, mesin uap, dan mesin pemintal dalam industri garmen dan industri tambang telah memajukan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Eropa.
Gelombang ketiga merupakan revolusi informasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dalam berbagai bidang. Gelombang ketiga terjadi dengan kemajuan teknologi dalam bidang:
  1. Komunikasi dan data prosesing.
  2. Penerbangan dan angkasa luar.
  3. Energi alternatif dan energi yang dapat diperbarui.
  4. Terjadinya urbanisasi, yang disebabkan oleh kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi.







Gelombang ketiga ini melahirkan suatu masyarakat dunia yang dikenal dengan sebutan the global village (kampung global). Kita sekarang berada pada gelombang ketiga atau masa revolusi informasi. Diperkirakan era informasi ini akan mencapai puncaknya pada 10-20 tahun mendatang.
John Naisbitt dalam bukunya Megatrends (1982), menyatakan bahwa globalisasi memunculkan perubahan-perubahan yang akan dialami oleh negara-negara dunia. Perubahan itu terjadi karena interaksi yang dekat dan intensif antarnegara, terutama negara berkembang akan terpengaruh oleh kemajuan di negara-negara maju. Perubahan-perubahan tersebut ialah:
a.       Perubahan dari masyarakat industri ke masyarakat informasi.
b.      Perubahan dari teknologi yang mengandalkan kekuatan tenaga ke teknologi canggih.
c.       Perubahan dari ekonomi nasional ke ekonomi dunia.
d.      Perubahan dari jangka pendek ke jangka panjang.
e.       Perubahan dari sentralisasi ke desentralisasi.
f.        Perubahan dari bantuan lembaga ke bantuan diri sendiri.
g.      Perubahan dari demokrasi perwakilan ke demokrasi partisipatori.
h.      Perubahan dari sistem hierarki ke jaringan kerja.
i.        Perubahan dari utara ke selatan.
j.        Perubahan dari suatu di antara dua pilihan menjadi macam-macam pilihan.
Naisbitt dan Patricia Aburdance (1990) kembali mengemukakan lagi adanya sepuluh macam perubahan di era global, yaitu:
a.       Abad biologi.
b.      Bangunan sosialisme pasar bebas.
c.       Cara hidup global dan nasionalisme budaya.
d.      Dawarsa kepemimpinan wanita.
e.       Kebangkitan agama dan milenium baru.
f.        Kebangkitan dalam kesenian.
g.      Kemenangan individu.
h.      Pertumbuhan ekonomi dunia dalam tahun 1990-an.
i.        Berkembangnya wilayah pasifik.
j.        Privatisasi/swastanisasi atas negara kesahjetraan

3.PProblematika Peradaban Global pada Kehidupan Manusia
Peradaban global yang tengah terjadi dewasa ini tidak bisa dipisahkan dari globalisasi itu sendiri. Kata globalisasi diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.
Globalisasi digerakkan oleh kemajuan yang pesat dalam teknologi transportasi dan informasi komunikasi. Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia:
a.       Hilir mudiknya papal-kapal pengangkut barang antarnegara menunjukkan  keterkaitan antarmanusia diseluruh dunia.
b.      Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan Internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakkan massa semacam turisme,memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
c.       Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internacional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasioanal, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
d.      Peningkatan interaksi cultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, serta transmisi berita dan olahraga internacional. Saat ini kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
e.       Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinacional, inflasi regional, dan lain-lain.
1. Pengaruh Globalisasi
Globalisasi memberi pengaruh dalam berbagai kehidupan, seperti politik, ekonomi, social, budaya, dan pertahanan. Pengaruh Globalisasi terhadap ideologi dan politik adalah akan semakin menguatnya pengaruh ideologi liberal dalam perpolitikan negara-negara berkembang yang ditandai oleh menguatnya ide kebebasan dan demokratis, termasuk di dalamnya masalah hak asasi manusia. Di sisi lain, ada pula masuknya pengaruh ideologi lain, seperti ideologi Islam yang berasal dari Timur Tengah. Implikasinya adalah negara semakin terbuka dalam pertemuan berbagai ideologi dan kepentingan politik negara.
Pengaruh globalisasi terhadap bidang politik, antara lain membawa internasionalisasi dan penyebaran pemikiran serta nilai-nilai demokratis, termasuk di dalamnya masalah hak asasi manusia. Di sisi lain, ada pula masuknya pengaruh ideologi lain, seperti ideologi Islam yang berasal dari Timur Tengah. Implikasinya adalah negara semakin terbuka dalam pertemuan berbagai ideologi dan kepentingan politik negara.
Pengaruh globalisasi terhadap ekonomi antara lain menguatnya kapatalisme dan pasar bebas. Hal ini ditunjukkan dengan semakin tumbuhnya perusahaan-perusahaan transnasional yang beroperasi tanpa mengenal batas-batas negara. Selanjutnya juga akan semakin ketatnya persaingan dalam menghasilkan barang dan jasa dalam pasar bebas. Kapitalisme juga menuntut adanya ekonomi pasar yang lebih bebas untuk mempertinggi asas manfaat, kewiraswastaan, akumulasi modal, membuat keuntungan, serta manajemen yang rasional. Ini semua menuntut adanya mekanisme global baru berupa struktur kelembagaan baru yang ditentukan oleh ekonomi raksasa.
Pengaruh globalisasi terhadap sosial budaya adalah masuknya nilai-nilai dari peradaban lain. Hal ini berakibat timbulnya erosi nilai-nilai social budaya suatu bangsa yang menjadi jati dirinya. Pengaruh ini semakin lancar dengan pesatnya media informasi dan komunikasi, seperti televisi, komputer, Internet sebagainya. Masuknya nilai budaya asing akan membawa pengaruh pada sikap, perilaku, dan kelembagaan masyarakat. Menghadapi perkembangan ini diperlukan suatu upaya yang mampu mensosialisasikan budaya nasional sebagai jati diri bangsa.
Globalisasi juga memberikan dampak terhadap pertahanan dan keamanan negara. Menyebarnya perdagangan dan industri diseluruh dunia akan meningkatkan kemungkinan terjadinya konflik kepentingan yang dapat mengganggu keamanan bangsa. Globalisasi juga menjadikan suatu negara Amat perlu menjalin kerja sama pertahanan dengan negara lain, seperti latihan perang bersama, perjanjian pertahanan, dan pendidikan militer antarpersonel negara. Hal ini dikarenakan, saat ini ancaman bukan lagi bersifat kovensional tetapi juga kompleks dan semakin canggih. Misalnya, ancaman terorisme, ancaman pencemaran udara, kebocoran nuklir, kebakaran hutan, illegal fishing, illegal logging, dan sebagainya.

2. Efek Globalisasi bagi Indonesia
Globalisasi telah melanda kehidupan berbangsa dan bernegara Indone­sia. Globalisasi telah memberikan pengaruh besar dalam kehidupan bersama, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Proses saling memengaruhi sesungguhnya adalah gejala yang wajar dalam interaksi antarmasyarakat. Melalui interaksi dengan berbagai masyarakat lain, bangsa ataupun kelompok-kelompok masyarakat yang menghuni nusantara (sebelum bangsa Indonesia terbentuk) telah mengalami proses dipengaruhi dan memengaruhi. Pada hakikatnya, bangsa Indonesia atau bangsa-bangsa lain berkembang karena adanya pengaruh-pengaruh luar. Kemajuan bisa dihasilkan oleh interaksi dengan pihak dari luar. Gambaran di atas menunjukkan bahwa pengaruh dunia luar adalah sesuatu yang wajar dan tidak perlu ditakutkan. Pengaruh tersebut selamanya mempunyai dua sisi, yaitu positif dan negatif.
Aspek positif globalisasi antara lain sebagai berikut:
1.      Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempermudah manusia dalam berinteraksi.
2.      Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempercepat manusia untuk berhubungan dengan manusia lain.
3.      Kemajuan teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi meningkatkan efesiensi.
Aspek negatif globalisasi antara lain sebagai berikut:
1.      Masuknya nilai budaya luar akan menghilangkan nilai-nilai tradisi suatu bangsa dan identitas suatu bangsa.
2.      Ekspolitasi alam dan sumber daya lain akan memuncak karena kebutuhan yang makin besar.
3.      Dalam bidang ekonomi, berkembang nilai-nilai konsumerisme dan invidual yang menggeser nilai-nilai sosial masyarakat.
4.      Terjadinya Dehumanisasi, yaitu derajat manusia nantinya tidak dihargai karena lebih banyak menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi.

3. Sikap Terhadap Globalisasi
Dalam menghadapi globalisasi ini, bangsa-bangsa di dunia memberi respon atau tanggapan yang dapat dikategorikan sebagai berikut:
  1. Sebagian bangsa menyambut positif karena dianggap sebagai jalan keluar baru untuk perbaikan nasib umat manusia.
  2. Sebagian masyarakat yang kritis menolak globalisasi karena di anggap sebagai bentuk baru penjajahan (kolonialisme) melalui cara-cara baru yang bersifat transnasional dibidang politik, ekonomi, dan budaya.
  3. Sebagian yang lain tetap menerima globalisasi sebagai sebuah keniscayaan akibat perkembangan teknologi informasi dan transportasi, tetapi tetap kritis terhadap akibat negatif globalisasi.
      Dari hasil pembahasan diatas, dapat dilakukan beberapa tindakan untuk mencegah terjadinya pergeseran kebudayaan/peradaban yang disebabkan oleh pengaruh globalisasi, diantaranya yaitu :
1.      .Pemerintah perlu mengkaji ulang peraturan-peraturan yang dapat menyebabkan pergeseran budaya bangsa
2.      Masyarakat perlu berperan aktif dalam pelestarian budaya daerah masing-masing khususnya dan budaya bangsa pada umumnya
3.      Para pelaku usaha media massa perlu mengadakan seleksi terhadap berbagai berita, hiburan dan informasi yang diberikan agar tidak menimbulkan pergeseran budaya
4.      Masyarakat perlu menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru,  sehingga budaya yang masuk tidak merugikan dan berdampak negative.
5.      Masyarakat harus berati-hati dalam meniru atau menerima kebudayaan baru, sehingga pengaruh globalisasi di negara kita tidak terlalu berpengaruh pada kebudayaan yang merupakan jati diri bangsa kita.


BAB III
PENUTUP

      Kesimpulan
            Manusia seutuhnya adalah sebuah matriks yang mempunyai akal, jasmani dan rohani. Manusia dalam kehidupannya mempunyai tiga fungsi, yaitu : Sebagai makhluk tuhan, Sebagai makhluk individu dan Sebagai makhluk sosial budaya.
Peradaban merupakan bagian dan unsur kebudayaan yang halus, maju, dan indah seperti misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, kebudayaan yang mempunyai system teknologi dan masyarakat kota yang maju dan kompleks. Masyarakat yang beradab dapat didefinisikan sebagai masyarakat yang mempunyai sopan santun dan kebaikan budi pekerti.





DAFTAR PUSTAKA


4.   http://www.google=pengaruh globalisasi terhadap eksistensi kebudayaan daerah.com/


Post a Comment

0 Comments