PERAN PENTING KELURGA, SEKOLAH DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT page1image736 DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENGARUH page1image1104 PAHAM RADIKALISME PADA ANAK USIA REMAJA


Mengapa Anak Usia Sekolah dan Remaja Mudah Terpapar Paham Radikalisme?
Sebelum membahas lebih jauh tentang penyebab mudahnya paham radikalisme mempengaruhi anak remaja, sebaiknya kita pahami terlebih dahulu apa pengertian radikalime. Menurut KBBI, radikalisme adalah paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis. Paham radikalisme ini biasanya dianut oleh mereka yang menginginkan perubahan sistem ataupun tatanan yang sudah ada. Paham radikalisme menjadi semakin mengerikan ketika impelementasinya berupa sebuah aksi terorisme. Banyak peristiwa yang terjadi di Indonesia yang berkaitan dengan terorisme disebabkan oleh kurangnya perhatian dan kurangnya pengetahuan yang lengkap mengenai paham radikalisme. Peristiwa bom Surabaya yang terjadi beberapa waktu yang lalu menimbulkan fenomena baru dalam kajian terorisme. Fenomena baru itu adalah keterlibatan satu keluarga termasuk anak-anak dalam aksi terorisme, dengan melakukan aksi bom bunuh diri. Anak - anak yang terlibat notabenya merupakan siswa berusia sekitar 8-18 tahun, yaitu usia sekolah dan remaja.
Mengapa bisa demikian? Ternyata, bagi para tokoh radikal, usia remaja menjadi potensi rekrut terbesar dan mudah dibujuk ideologi radikalisme. Anak remaja adalah segmen usia yang rentan terhadap keterpaparan paham keagamaan radikal. Pakar radikalisme dan terorisme (J.M. Venhaus, 1995: 21) menunjuk pada faktor psikologis - sosial sebagai pemicu keterlibatan anak muda dalam fenomena radikalisme seperti; krisis psikologis, identifikasi sosial, pencarian status, dan balas dendam terhadap “musuh”. Merujuk pada hal tersebut maka keluarga dan sekolah memiliki peran penting bagi pencegahan paham radikalisme pada anak usia remaja.
Berikut hal yang dapat dilakukan orang tua, guru dan lingkungan masyarakat dalam upaya mencegah agar anak tidak mudah terpapar paham radikalisme :
1. Membangun komunikasi yang baik antar anggota keluarga
Keluarga terutama orang tua mempunyai peran penting dalam pencegahan paham radikalisme. Kelaurga menjadi ruang lingkup utama bagaimana memberikan pehamanan

tentang bahaya yang bisa ditimbulkan oleh pelaku paham radikalisme. Keterbukaan antar anggota keluarga dalam berkomunikasi mampu memberikan advise yang positif kepada anak – anak. Komunikasikan setiap terdapat keganjalan, lakukan pendekatan yang menyenangkan terhadap anak, maka anak akan menjadi lebih terbuka untuk memberikan pandangan dia terhadap apa yang dia lihat di luar lingkungan keluarga.
  1. Pemahaman Agama yang Baik
    Stigma yang berkembang saat ini tentang radikalisme – terorisme ada persoalan yang berhubungan dengan agama. Banyak pemahanan yang salah ketika berbicara soal radikalisme. ISIS, penyerangan terhadap tempat ibadah, menjadi contoh mengapa paham radikalisme selalu dikaitkan dengan agama. Pelaku radikalisme biasanya berebut kebenaran soal keyakinan, dan menganggap pihak lain yang bersebrangan adalah sesat. Maka dari itu dibutuhkan pemahaman agama yang baik untuk anak – anak, dan berikan pengertian bahwa tidak ada agama manapun yang mengajarkan radikalisme dan terorisme.
  2. Sekolah sebagai media sosialisasi
    Pada 2017 Maarif Institut merilis penelitiannya tentang faktor yang menyebabkan banyaknya siswa di usia sekolah terpapar paham radikalisme.
    Beberapa faktor tersebut diantaranya :

    1. Aktivitas pembelajaran di kelas oleh guru
    2. Melalui buku pelajaran yang diduga memuat konten intoleransi,
    3. Melalui pengaruh dan intervensi alumni dalam kegiatan kesiswaan di sekolah dan
    4. Lemahnya kebijakan kepala sekolah/yayasan dalam mencegah masuknya pengaruh
      radikalisme.
    Dengan demikian guru dan lingkungan sekolah wajib memberikan sosialisasi dan pendidikan yang baik mengenai paham radikalisme. Dan tentu mempunyai fungsi pengawasan terhadap kemungkinan – kemungkinan yang meyebabkan paham radikalisme masuk ke lingkungan sekolah.
    1. Lingkungan Masyarakat dan Media

    Menjadi lebih peka dan sensitif terhadap adanya perubahan sosial di lingkungan tempat tinggal menjadi poin penting untuk mencegah hal – hal yang memungkinkan adanya kekerasan yang disebabkan oleh paham radikalisme. Bertetangga dengan baik, memberikan sosialisasi tentang bahaya radikalisme bisa dilakukan di perkumpulan karang taruna, majlis ta’lim dan lain sebagainya. Selain itu media memiliki peran sangat penting dalam pencegahan paham ini. Semakin berkembangnya tekhnologi, semakin memudahkan kita untuk mencari informasi apapun di internet. Anak – anak yang belum memiliki kemampuan filter yang baik, akan mudah percaya dengan apapun yang mereka lihat dan baca. Media harus mampu memberikan informasi yang benar dan tidak menyesatkan.
    Demikian upaya pencegahan yang bisa dilakukan oleh orang tua dan masyarakat agar anak – anak usia sekolah dan remaja tidak mudah terpapar paham radikalisme. Sebagai mahasiswa, kita pun harus mampu memberikan pendidikan dan pemahaman yang baik pula demi terjaganya anak – anak dari bahaya paham radikalisme. Orang tua, pihak sekolah dan lingkungan masyarakat harus bersinergi dalam upaya pencegahan pengaruh buruk dari paham radikalisme, didukung peningkatan kualitas media yang harus memberikan informasi yang mencerdaskan. Karena faktanya paham ini sangat berbahaya dan mengancam stabilitas keamanan negara.
    Catatan :
    Kita sering mendengar nasehat jawa “sing waras ngalah” untuk hal ini ijinkan saya mengatakan bahwa dalam pencegahan paham radikalisme, kalimat itu tidak relevan lagi. Karena dengan mengalah akan menjadikan kita memilih untuk diam dan akhirnya terjadi pembiaran. Maka kita harus bangkit dan bergerak bersama demi kehidupan berbangsa dan bernegara dengan aman, damai dan sejahtera.

    Eka Mustikasari 

Post a Comment

0 Comments